METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode, Penelitian, dan Metode Penelitian
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
1. Rothwell & Kazanas => Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
2. Titus => Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
1. Fellin, Tripodi & Meyer (1996) => Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
2. Kerlinger (1986: 17-18) =>Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena.
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1. Nasir (1988:51) =>Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1) =>Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
B. Klasifikasi Metode Penelitian
Penelitian terdiri dari berbagai jenis. Berikut ini adalah pengelompokkan penelitian.
1. Menurut Fungsi / Kedudukan
a. Penelitian Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan :
• Merupakan sarana edukasi
• Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar)
• Variabel penelitian terbatas
• Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1, S2, S3)
b. Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan :
• Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.
• Variabel penelitian lengkap
• Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah
• Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan
c. Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan :
• Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan
• Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan)
• Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi)
• Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.
2. Menurut Kegunaan
a. Penelitian Murni (Pure Research) atau Penelitian Dasar
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
3. Menurut Tujuan
a. Penelitian Eksploratif
Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
b. Penelitian Pengembangan
Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien.
c. Penelitian Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya.
d. Penelitian Kebijakan
Penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari.
4. Menurut Pendekatan
a. Penelitian Longitudinal (Bujur)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
b. Penelitian Cross-Sectional (Silang)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus).
5. Menurut Tempat
a. Penelitian Laboratorium: Eksperimen, tindakan, dan lain-lain.
b. Penelitian Perpustakaan: Studi dokumentasi (analisis isi buku, penelitian historis, dan lain-lain).
c. Penelitian Kancah atau Lapangan: Survei, dan lain-lain.
6. Menurut Kehadiran Variabel
Variabel = hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi).
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses manipulasi (data masa lalu dan sekarang).
b. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
7. Menurut Tingkat Eksplanasi
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena.
Ada 3 jenis hubungan antar variabel :
a. Simetris (karena munculnya bersama-sama)
X tidak mempengaruhi Y atau sebaliknya.
b. Kausal / sebab akibat
X mempengaruhi Y
c. Interaktif / Resiprokal (timbal balik)
X dan Y saling mempengaruhi
8. Menurut Caranya
a. Penelitian Operasional
Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
b. Penelitian Tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung dengan cara memberikan tindakan/action tertentu dan diamati terus menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
c. Penelitian Eksperimen (dari caranya)
Penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya.
9. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
a. Metode Survei
b. Metode Eksperimen
c. Metode Expose Facto
d. Metode Naturalistik/Alamiah
e. Metode Tindakan
f. Metode Evaluasi
g. Metode Kebijakan
h. Metode Sejarah/Historis.
10. Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif.
a. Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini juga dikenal sebagai metode ilmiah atau metode scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif,terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik.
b. Metode kualitatif dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode inidisebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola). Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
C. Tahapan-tahapan Penelitian
Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang mana satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain, masing-masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap-tahap yang lain. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dang menganalisa data bagi penelitian itu.
2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Disini disajikan lagi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode.
3. Pengambilan contoh (sampling)
Proses pemilihan sejumlah unsur dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu.
4. Penyusunan daftar pertanyaan
Proses penterjemahan tujuan-tujuan studi kedalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan.
5. Kerja lapangan
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara.
6. Editing dan Coding
Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai kelompok jawaban yang disusun dalam angka dan ditabulasi.
7. Analisis dan Laporan
Meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian.
D. Karakteristik Penelitian
Penulisan ilmiah mempunyai delapan karakteristik utama, diantaranya:
1. Ada Tujuan
Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Penelitian dimaksudkan untuk dapat membantu pemecahan masalah.
2. Ada Keseriusan
Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian dan ada kepastian.
3. Dapat Diuji
Suatu penelitian sebaiknua menampilkan hipotesis yang dapat diuji dengan menggunakan metode statistik tertentu. Dari hasil uji hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
4. Dapat direplikasikan
Hasil suatu penelitian tercermin dari hasil uji hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan penelitian itu harus berkali-kali didukung dengan kejadian yang sama apabila penelitian itu dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
5. Presisi dan Keyakinan
Presisi menunjukan seberapa dekat penemuan itu terhadap realita (atas dasar sampel yang digunakan). Keyakinan menunjkan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan.
6. Obyektifitas
Kesimpulan yang diambil oleh suatu penelitian harus objektif, artinya harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan dasar penilaian subyektif dan emosional.
7. Berlaku umum
Hasil penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penelitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan.
8. Efisien
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai daripada kerangka penelitian yang kompleks yang menunjukan sejumlah variabel yang sulit untuk dikelola.
Referensi :
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
eprints.undip.ac.id
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga
Blog.ub.ac.id
Kamis, 08 November 2012
Rabu, 04 Juli 2012
Proses Manufaktur Plastik
Pendahuluan
Benda plastik hampir kita temukan di semua
tempat, mulai dari bungkus makanan, peralatan elektronik, mobil, motor,
peralatan rumah tangga dan sebagainya. Untuk membentuk plastik tersebut setiap
jenis bentuk dan material plastik mempengaruhi proses dan teknologi
pembuatannya. Misal, untuk membentuk sol sepatu digunakan press rubber, untuk
membentuk part- part elektronik seperti casing handphone, gear pada printer,
tombol, gelas plastik, dan benda sejenisnya di gunakan mesin injection,
sedangkan untuk membuat botol digunakan blow mold type injection, dalam artikel
ini akan membahas pembuatan benda plastik dengan teknology injection.
Sejarah Plastic Injection
Pada sekitar tahun 1800 an teknologi plastik
mulai di kembangkan, pada tahun 1968 John Wesley Hyatt membuat ball bilyard
dengan meninjeksikan celluloid ke dalam mold, pada tahun 1872 – John dan Isaiah
Hyatt mematenkan mesin injection molding untuk pertama kalinya, selanjutnya
perkumpulan industry plastik di bentuk pada tahun 1937, yang di lanjutkan
pembentukan perkumpulan plastik engineer pada tahun 1941
Plastik
adalah semua bahan sintetik organik yang
berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk dibawah pengaruh
tekanan.
Saat ini, penggunaan material plastik sebagai
kemasan banyak dijumpai. Hal ini dikarenakan beberapa keuntungan seperti
ringan, praktis, dapat diberi warna, dan murah jika diproduksi dalam jumlah
banyak. Sebagai fungsi kemasan, plastik memiliki daya tarik tersendiri pada
produk yang dikemas. Kondisi ini dikarenakan orang dapat langsung melihat isinya,
dapat membantu menjaga keutuhan bentuk dari isinya dan tentunya biaya yang
murah. Beberapa contoh kemasan plastik yaitu kemasan berbentuk tray dan
blister. Blister banyak digunakan untuk obat dan beberapa jenis permen. Untuk
tray lebih banyak digunakan untuk makanan kering. Untuk pembuatannya digunakan
metode thermoforming dengan sistem vacum forming. Material yang digunakan
berbentuk plastik lembaran.
Pada proses ini lembaran dipanaskan kemudian
dibentuk sesuai dengan cetakannya dengan bantuan tekanan.. Proses
pembentukannya dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti: temperatur
,pemanasan, lama waktu penahanan (holding time) dan tekanan.
Dilihat dari sifatnya, plastik dibagi menjadi
termoplastik dan termoset. Termoplastik mempunyai sifat jika dipanaskan akan
menjadi plastis dan jika terus dipanaskan sampai suhu lebih dari 200ยบ C bisa
mencair. Bila temperature kemudian diturunkan (didinginkan) material plastik
akan mengeras dan dapat dibentuk kembali. Sedangkan termoset setelah diproses
menjadi produk tidak dapat kembali seperti bentuk semula.
Proses
Pengerjaan Plastik
Proses
pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut belum
tentu bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik.
Jadi pada prinsipnya ada pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya
untuk jenis thermoplastik dan adapula yang bisa digunakan oleh keduanya.
Metode-metode
yang digunakan untuk mengkonversi bahan plastik dalam bentuk pellet, butiran,
serbuk, lembaran, cairan, atau dibentuk preforms ke bentuk atau bagian. Bahan
plastik mungkin mengandung berbagai zat aditif yang mempengaruhi sifat serta
processability dari plastik.
Setelah membentuk, bagian tadi dapat dilanjutkan
untuk berbagai operasi tambahan seperti pengelasan, perekat ikatan, permesinan,
dan permukaan dekorasi (lukisan, Metallizing).
Beberapa proses pengerjaan untuk bahan plastik adalah sebagai berikut
:
Proses pengerjaan untuk
Thermoplastik :
·
Pengerjaan Permesinan
·
Pengelasan
·
Pengeleman
·
Pengerolan/Calendering
·
Ekstrusi
·
Injeksi
·
Cetak tiup/Blowing
·
Thermoforming/vacum forming
·
Pengerjaan bahan plastik dengan penguat serat.
·
Rotate casting
·
Expanding foming
·
Spinning
·
Blow film
Proses pengerjaan untuk
Thermosetting :
· Hand lay up
· RIM (Reaction Injection Moulding)
· Compression molding
· Transfer moulding
· Spraying
· Casting
PROSES PENGERJAAN PLASTIK THERMOPLASTIK
1.
Pengerjaan Permesinan
Pada
prinsipnya pengerjaan plastik dengan permesinan dapat dikerjakan dengan
pengerjaan logam/kayu yang biasa, hanya harus mengadakan perubahan pada alat
potong. Hal yang harus diperhatikan adalah sifat plastik yang sensitif terhadap
panas dibanding logam. Dapat melakukan proses pemotongan sedikit-sedikit dengan
kecepatan potong yang tinggi dan pemakanan rendah.
Beberapa pengerjaan yang termasuk pengerjaan
permesinan,
·
Menggores dan memotong
·
Kikir
·
Bor
·
Gergaji
·
Pembuatan ulir
·
Gerinda dan poles
·
Bubut
·
Frais
2. Pengelasan
Pada
prinsipnya hanya thermoplastik yang dapat di las, itupun harus bahan yang sama,
ini karena setiap jenis plastik mempunyai berat molekul yang berbeda.
Adapun bahan thermoplastik yang dapat dikerjakan
dengan las adalah :
·
PVC –keras
·
PVC – lunak
·
HDPE
·
LDPE
·
SAN
·
ABS
·
POM
·
PC
·
PP
·
PMMA
Jenis-jenis Pengelasan
a.
Pengelasan dengan elemen panas
b.
Pengelasan dengan gas panas
c.
Las gesek
d.
Las frekuensi tinggi
e.
Las ultrasonic
3.
Pengeleman
Pengeleman adalah suatu sistem penyambungan
modern. Dengan pengeleman bahan yang akan disambung tidak perlu dilelehkan
seperti pada pengelasan, oleh karena itu pengeleman lebih baik beberapa segi
dari pengelasan.
·
Pengeleman bisa dipakai untuk menyambung plastik yang tidak bisa atau
tidak baik untuk di las. Misal : acrylglass
·
Pengeleman bisa dipakai untuk penyambungan bahan yang berbeda-beda,
yang mana hanya dengan pengeleman saja bisa dibuatnya. Misal pengerjaan teknik
anti korosi
·
Pengeleman juga sangat ekonomis untuk pekerjaan assembling. Misal
penyambungan pipa.
4.
Calendering / Pembuatan roll
Calendaring adalah sebuah proses dimana lembaran
– lembaran dari material thermoplastik dibuat dengan cara melewatkan polimer
halus yang dipanaskan diantara dua buah rol atau lebih. Biasanya roll untuk
pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 – 5 roll utama. Susunan roll tersebut
ada bermacam-macam yaitu susunan I,L,F, dan Z.
Dalam proses calendering, plastik dibuat menjadi
gulungan antara dua rol yang membuatnya ke sebuah yang kemudian lewat sekitar satu atau lebih
tambahan gulungan sebelum melepas sebagai film berkelanjutan. Kain atau kertas
dapat diberi umpan melalui gulungan yang terakhir, sehingga mereka menjadi diresapi
dengan plastik.
Prinsip kerja mesin Roll
Thermoplastik dilelehkan pada ekstruder kemudian
di ekstruksi keluar. Plastik dalam keadaan leleh ditempatkan diantara bantalan rol dan dirol
untuk membentuk menjadi lembaran. Plastik yang diektrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di roll
awal. Bantalan rol tersebut dalam keadaan panas, dan menjaga keadaan plastik
dalam keadaan bentuk yang semi-leleh sehingga memungkinkan untuk di rol dalam
bentuk yang lebih tipis sebagaimana dihasilkan dari roller tersebut yang
posisinya semakin dekat dan semakin dekat satu sama lainnya. Dari roll ini
dipindahkan pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar dari alat
ini, dipindahkan lagi dengan ban berjalan ke mesin rollnya.
Di mesin ini thermoplastik di roll sesuai dengan
ukuran yang diinginkan dan dilakukan pada roll penarik. . Apabila ketebalan lembaran sudah sesuai dengan
kriteria, kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian digulung.
Contoh Produk dengan proses Calendering :
Pembuatan lembaran
untuk jas hujan; lembaran palstik untuk alas tidur bayi ; lembaran plastic yang
digunakan di rumah-rumah; cover seat plastik.
5.
Ekstrusi
Ekstrusion
moulding adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang berbentuk
profil atau bentukan yang sama dengan ukuran panjangnya yang cukup besar.
Proses ini digunakan untuk membuat pipa, selang, sedotan, dsb. Teknik ini
merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini masih digunakan
untuk mencetak plastik termoset.
Dalam proses ini, plastik atau butiran yang homogen, dan dengan
terus-menerus terbentuk. Produk yang dibuat dengan cara ini termasuk tabung,
pipa, lembaran, kawat dan substrat pelapisan, dan bentuk profil. Proses ini
digunakan untuk membentuk bentuk yang sangat panjang dengan jumlah besar, lalu
dapat dipotong-potong dengan bentuk menjadi kecil-kecil. Ekstrusi dapat
menghasilkan tingkat output tertinggi dari setiap proses plastik misalnya, pipa
telah dibentuk di tekanan 2000 lb / h (900 kg / jam).
Prinsip kerja mesin Ekstrusi
1) Thermoplastik baik berupa tepung atau granula
dilelehkan pada ekstruder.
2) Kemudian
diinjeksikan melalui cetakan
3) Setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan
profil yang diinginkan dimasukkan dalam alat kalibrasi.
4) Keluar
dari alat kalibrasi masuk ke tangki air untuk didinginkan.
5) Setelah dingin dimasukkan ke ban penarik
6) Kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran
yang diminta pada alat potong dan kemudian disusun pada alat penyusun.
Bahan baku yang sering
digunakan untuk proses Cetak Ekstrusi adalah :
· Polyvinylchlorid (PVC)
· Polyethylene (PE)
· Polypropylene (PP)
· Polystyrene (PS)
Contoh Produk dengan
proses Ektrusi :
Pipa ; Batang ; Cetakan Bantalan ekstrusi; Kanvas; Ram; Roda gigi ; tangki air ; Profil U,L ; Rangka Pintu.
6.
Injeksi
Proses pembentukan produk berbahan plastik
dengan cara menginjeksikan atau menyuntikan plastik cair kedalam sebuah rongga
cetak yang kemudian didinginkan dan dikeluarkan dari rongga cetak. Material
dari proses ini adalah plastik dengan bentuk granula ( butiran kecil ), powder ataupun larutan. Pengerjaan ini menggunakan
cetakan tertutup.
Injection unit terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
o
motor dan
transmission gear unit
bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang
digunakan untuk memutar screw pada barel, sedangkan transmisi unit berfungsi
untuk memindahkan daya dari putaran motor ke dalam secrew, selain itu
transmission unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di salurkan
sehingga tidak pembebanan yang terlalu besar.
o
Cylinder
screw ram
bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan
screw dengan menggunakan momen enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap
konstan, sehingga di dapat di hasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan saat
proses injeksi plastik dilakukan.
o
Hopper
adalah tempat untuk menempatkan material plastik,
sebelum masuk ke barel, biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik,
digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan, sebab
apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil injeksi
yang tidak bagus.
o
Barrel
adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga
aliran plastik ketika di panasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat
heater untuk memanaskan plastik sebelum masuk ke nozzle.
o
Screw
reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan
plastik dari hopper ke nozzle, ketika screw berputar material dari hopper akan
tertarik mengisi screw yang selanjutnya di panasi lalu di dorong ke arah
nozzle.
o
Nonreturn
valve
valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik
yang telah meleleh agar tidak kembali saat screw berhenti berputar.
o
Injection
Process Mechanism
perhatikan gambar 3 diatas, bahan baku untuk
plastik injeksi berupa plastik raw material yang berupa butiran – butiran kecil
plastik tersebut di masukkan dalam hopper, setelah pressure, kecepatan dan
parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar) akan di
panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang
mulai meleleh, saat plastic akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit di
tutup oleh clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit
plastik di masukkan ke dalam mold unit melalui nozzle.
Setelah plastik di masukkan ke dalam molding
unit, screw berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold, sehingga
mold terbuka, di lanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah di cetak
dengan menekan ejektor pada molding unit.
o
Mold Unit
mold unit adalah bagian terpenting untuk mencetak
plastik, bentuk benda plastik sangat tergantung dari bentuk mold, karena
setelah plastik masuk ke dalam mold, di dinginkan maka terbentuklah bentuk
plastik sesuai dengan bentuk mold, ada berbagai tipe mold, di sesuaikan dengan
bentuk benda yang akan dibuat, untuk mengenal lebih jauh tentang mold perlu
pembahasan tersendiri.
Mold yang paling simple atau biasa di sebut
dengan stadrad mold, secara umum terdiri dari :
o
Sprue dan
runner system
bagian ini yang menerima plastik dari nozzle lalu
oleh runner akan di masukkan ke dalam cavity mold.
o
Cavity side
bagian ini merupakan salah satu sisi yang
membentuk bentuk plastik, cavity side terletak pada stationary plate, yaitu
plate yang tidak bergerak saat prosses ejecting produk plastik.
o
Core side
bagian ini juga merupakan bagian yang ikut andil
memberikan bentuk pada produk plastik yang di cetak, bedanya core side berada
pada moving plate, dan bagian ini selalu di hubungkan dengan ejektor. Secara
umum dua bagian inilah yang membentuk produk plastik.
o
Ejector
system
setiap jenis mold selalu mempunyai sistem untuk
melepas produk yang selesai di cetak dari cavity mold, bagian inilah yang
disebut dengan ejektor, walau jenis ejektor bermacam-macam.
7.
Blowing
Blow molding atau blow forming adalah suatu proses
pembuatan plastik (termoplastik) yang bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk.
Plastik cair pada proses ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan
lalu ditiup hingga menempel pada dinding cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki ketebalan dinding
yang tidak merata dan umumnya produk berupa silinder.
Proses
ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan
udara atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi
berongga, tertiup bebas sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan
ukuran dan bentuk tertentu. Parison secara tradisional dibuat oleh proses
ekstrusi.
Prinsip
kerja mesin Blowing
Untuk pengerjaan blowing
dibutuhkan mesin ekstruksi dan cetakan. Melalui mesin ekstruksi ini
thermoplastic diekstruksi menjadi sebuah pipa seperti selang ( dalam kondisi
panas ), selang dijepit dengan cetakan
dan dipotong. Cetakan ini bisa bergerak dari mulut ekstruksi ke mulut peniup.
Setelah selang panas ada dalam cetakan, cetakan ini bergerak ke tempat mulut
peniup untuk ditiup dengan udara bertekanan.
Tekanan ini akan menekan plastic hingga membentuk sesuai dengan bentuk cetakan. Pengerjaan blowing biasanya digunakan untuk membuat botol-botol kemasan
dan eirigen atau tangki air
dari kapasitas kecil sampai besar.
Contoh Produk dengan proses Blowing :
Botol-botol minuman; segala produk yang berbentuk
botol/silinder.
8.
Thermoforming / Vacum Forming
Thermoforming adalah salah satu metode dan banyak dipakai dalam
memproses material plastik. Produk dari proses Vacuum Forming sangat banyak dan
memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Thermoforming
adalah pembentukan lembaran plastik menjadi bagian-bagian melalui aplikasi
panas dan tekanan. Tooling untuk proses ini adalah yang paling murah
dibandingkan dengan proses plastik lainnya. Juga dapat menampung bagian
lembaran yang sangat besar serta bagian-bagian kecil.
Prinsip kerja mesin Thermoforming
Dengan memanaskan plastik berbentuk lembaran (sheet)
hingga melunak / soft lalu meletakannya diatas mold. Lalu Vacuum mulai
menyedot material tersebut ke dalam mold / cetakan. Lalu material tadi
dikeluarkan dari mold. Pada pembentukkan singkat ini, proses Vacuum Forming memanfaatkan
pneumatic, hydraulic dan pengontrol panas yang memungkinkan lebih singkatnya
waktu produksi.
Contoh Produk dengan proses Thermoforming :
·
Baths & Shower Trays
·
Tempat minuman (Gelas plastik)
·
Tempat cetakan agar-agar
·
Plastik untuk mengepak mainan anak-anak
·
Wadah tempat makanan.
9.
Pengerjaan bahan plastik dengan penguat serat.
Plastic dengan penguat serat ini adalah resin
dengan rambahan penguat dari
serat, contohnya resin polyster dan Resin Epoxid, sedang penguatnya misalnya
dari seart gelas.
Dimana untuk memprosesnya
ada beberapa cara antara lain :
- Laminasi dengan
tangan
- Pengerjaan serat
semprot
- Press dingin
- Press panas
- Laminasi kotinyu
- Sentrifugal
- Pengerjaan
Elektrostatik
10.
Rotate casting
Rotational Molding Process adalah salah satu proses pembentukan plastic.
Biasa juga disebut rotomoulding biasanya menggunakan temperature yang tinggi,
tekanan rendah (low pressure) dalam metode manufakturingnya yang
mengkombinasikan panas dan perputaran bi-axial (bi-axial rotation).
Dalam
proses ini, bubuk digilas halus dan dipanaskan dalam cetakan yang berputar
sampai meleleh. Jika bahan cair yang digunakan, proses ini sering disebut
lumpur salju molding. Resin yang melebur akan seragam dalam melapisi permukaan
dalam cetakan.
Tujuan dari Rotational
Molding Process adalah untuk mengurangi ongkos produksi dan membuat design
possibilities yang lebih luas / tak terbatas. Hal ini memberikan kesempatan
bagi seorang designer untuk membuat parts dengan ketebalan dinding yang sama
dan bentuk yang rumit. Proses ini dapat menjadi alternative bagi proses blow
molding, thermoforming dan plastic injection molding.
Keuntungan dari proses
pembuatan plastic memakai Rotational Molding Process adalah :
-
Lebih hemat ongkos produksi.
-
Memberikan flexibility yang lebih baik dalam mendesain produk.
-
Ketebalan dinding produk yang dihasilkan akan seragam.
-
Produk tidak ada parting line .
Contoh produk dengan Rotating Molding :
·
Bola plastic dengan permukaan yang tidak keras / lunak.
·
Pompa pada alat deteksi tekanan darah / tensimeter.
11.
Expanding foming
Dalam proses
expanding/foaming matrial plastik dapat
dikembangkan/ diperpanjang/ dipeluas. Campuran resin yang mengandung katalis
dan bahan kimia yang dapat membantu proses perpanjangan (expanding) ditempatkan
pada sebuah cetakn dimana ia akan memanjang kestruktur yang berbentuk sel.
Polyurethanes, polyethers, ureaformaldehida, polyvinys, dan phenoliks adalah
bahan-bahan yang sering dikerjakan dengan cara ini. Perlengkapan flotasi,
spoges, kasur-kasur, dan bantalan pengamanan adalah contoh dari yang sering
dibuat dengan cara ini.
12.
Spinning
Spining dari plastic bisa dipanaskan dimulurkan,
ditark, menjadi serabut, kemudian dipintal menjadi benang bisa lebih kuat.
Contoh: kain tas, jaring, gelasan,jala ikan
13.
Blow film
Proses blown film
adalah proses pembentukan plastik berongga dengan cara meniupkan udara
bertekanan ke material plastik hasil ekstrusi melalui cincin udara (air ring).
Material plastik yang digunakan biasanya adalah PE (LDPE & HDPE).
PROSES PENGERJAAN PLASTIK THERMOSETTING
1.
Hand Lay Up
Hand Lay Up adalah proses
pengerjaan plastic secara manual dengan mold sebagai cetakkan dibentuk
sedemikian rupa, lalu dilapisi lapisan pemisah (release agent) sehingga
cairan resin dan cetakkan tidak menempel, lalu dilapisi cairan resin. Setelah
itu cairan resin ditambahkan bahan penguat (reinforcement) seperti
serat. Lalu cairan resin tersebut diratakan dengan menggunakan koas atau roller
agar permukaannya rata dan rapi.
Langganan:
Postingan (Atom)